JejakRetorika.com - Kalimantan bukan hanya dikenal karena pesona alamnya yang mempesona. Di balik rimbunnya hutan tropis dan semak belukar yang masih perawan, tersimpan warisan spiritual yang begitu kuat, hidup berdampingan dengan adat dan budaya masyarakatnya.
Pulau yang dihuni oleh berbagai suku ini, terutama suku Dayak, ternyata menyimpan sebuah legenda yang terus hidup hingga kini tentang sebuah benda mistis yang dikenal sebagai minyak bintang.
Sebagian menyebutnya minyak ajaib, karena dipercaya memiliki kekuatan luar biasa yang tidak dimiliki oleh minyak biasa.
Bagi masyarakat Dayak, keberadaan minyak bintang bukan hanya mitos semata. Banyak yang percaya bahwa minyak ini dapat memberikan perlindungan, kewibawaan, hingga kekuatan supranatural bagi pemiliknya.
Khasiatnya diyakini bisa dirasakan langsung, terutama oleh mereka yang menjalaninya dengan niat dan keyakinan penuh.
Yang menjadikan minyak ini semakin sakral adalah proses pembuatannya yang tidak bisa sembarangan.
Konon, hanya para tetua adat atau orang-orang terpilih yang memiliki ilmu spiritual tinggi yang mampu meraciknya.
Ritual khusus harus dijalankan dengan penuh disiplin, biasanya dilakukan pada waktu-waktu tertentu yang dianggap memiliki energi besar untuk membuat minyak ini.
Cerita-cerita yang beredar bahkan mengungkap sisi yang lebih menyeramkan. Ada versi yang menyebutkan bahwa bahan dasar minyak ini berasal dari tubuh manusia atau mayat yang dikeringkan di bawah terik matahari, kemudian keringatnya dikumpulkan dan diolah menjadi minyak.
Versi lain menyebutkan bahwa tulang burung elang yang merupakan simbol kekuatan dalam budaya Dayak dipatahkan berkali-kali hingga menjadi serbuk, lalu dicampur dengan ramuan rahasia untuk menciptakan minyak bintang.
Dalam sebuah kesempatan, seorang pria asal Kalimantan yang bermukim di salah satu wilayah terpencil, di daerah Batulicin, Kalimantan Selatan (Rino) berbagi pengalamannya yang berkaitan langsung dengan minyak bintang.
Kisah-kisah yang ia ceritakan terasa luar biasa, bahkan cenderung tak masuk akal, seakan menjadi bukti bahwa ada hal-hal di dunia ini yang belum dapat dijelaskan oleh logika maupun ilmu pengetahuan modern.
Menurut Rino, minyak bintang tidak bisa sembarangan diperjualbelikan, apalagi dibawa keluar dari Kalimantan.
“Menurut cerita dari nenek saya dulu, kalau minyak ini dijual atau keluar dari tanah asalnya, maka khasiatnya akan hilang atau bahkan minyak itu akan kembali sendiri ke pemilik aslinya,” ujar Rino.
Ia juga menambahkan, minyak bintang hanya akan bereaksi ketika bintang-bintang tampak di langit malam. Jika langit mendung atau tak satu pun bintang muncul, minyak itu seolah tak memiliki daya apa-apa.
Cerita Rino yang masih terngiang saat mengenang pengalaman pertamanya pada September 2020. Ia dan temannya, Yanto, tengah membawa anak Yanto yang mengalami kecelakaan dan harus segera dioperasi ke rumah sakit.
Dalam perjalanan, mereka bertemu dengan seorang pria bernama Faisal, kenalan dari kakak ipar Yanto, yang menawarkan bantuan. Faisal mengajak mereka ke kampung kakeknya, yang disebut-sebut memiliki minyak bintang.
Setibanya di sana, seorang kakek tua menyerahkan sebotol kecil minyak berwarna kuning keemasan. Minyak itu langsung dioleskan ke luka anak Yanto sesaat setelah tiba di rumah sakit.
Keesokan paginya, para dokter dan perawat dibuat merinding karena luka-luka parah yang sebelumnya menuntut tindakan operasi, tampak telah pulih nyaris tanpa bekas.
Pengalaman Kedua: Tulang Ayam Pulih Seketika
Kisah lain terjadi pada Juli 2012, saat Rino masih bekerja di sebuah perusahaan tambang di Kalimantan Selatan. Teman satu mess-nya, Rendi, mendapat kabar bahwa adiknya di Jogja mengalami patah tulang.
Atas saran rekan kerja bernama Pak Wahid, mereka mendatangi seorang sesepuh kampung yang konon memiliki minyak bintang.
Di hadapan mereka, sang sesepuh menangkap seekor ayam muda, lalu mematahkan kakinya. Minyak bintang dioleskan, dan tak lama kemudian kaki ayam itu pulih utuh kembali.
Rendi langsung menghubungi adiknya. Ajaibnya, sang adik mengaku baru saja bisa berdiri kembali setelah sebelumnya hanya bisa terbaring. Peristiwa itu membuat Rino dan Rendi takjub, sekaligus bingung bagaimana menjelaskannya.
Pengalaman Ketiga: 37 Patah Tulang Pulih dalam Dua Minggu
Akhir tahun 2012, Rino menjadi saksi langsung sebuah kecelakaan parah di area tambang. Sebuah truk besar menabrak kendaraan operasional Mitsubishi Triton. Salah satu korban menderita luka serius, dengan diagnosa medis 37 tulang patah.
Saat di rumah sakit, seorang karyawan membawa minyak bintang dan mengoleskannya ke tubuh korban.
Tidak masuk akal, dua minggu kemudian, korban sudah bisa berjalan normal. Dokter pun hanya bisa menggelengkan kepala.
Namun, dalam kepercayaan masyarakat dayak minyak bintang bukan hanya satu-satunya yang memiliki khasiat di luar nalar. Bahkan, ada beberapa minyak tertentu juga sangat terkenal dan mempunyai kelebihan masing-masing.
Seperti halnya minyak buluh perindu dikenal sebagai raja pemikat yang dapat meluluhkan hati orang lain hanya dengan sekali oles ke tubuh korban yang dituju.
Selain minyak bintang, Rino menyebut ada beberapa jenis minyak gaib lain yang dikenal masyarakat Kalimantan:
1. Minyak Hadangan
Digunakan sebagai perlindungan diri dari gangguan makhluk halus atau niat jahat manusia.
2. Minyak Kuyang
Berasal dari mitos makhluk bernama kuyang. Diyakini bisa memberikan kekuatan supranatural.
3. Minyak Keramat & Minyak Hantu
Dipercaya memiliki fungsi ritual tertentu, mulai dari penyembuhan hingga pelindung diri dari sihir.
Menurut penuturan Rino, ada beberapa cara untuk mendapatkan minyak gaib, termasuk minyak bintang. Cara yang paling umum adalah melalui warisan keluarga biasanya diturunkan dari kakek atau nenek yang dipercaya sebagai penjaga adat.
Ada pula yang mendapatkannya dari pemberian sesepuh kampung. Pemberian ini dilakukan langsung kepada orang yang dianggap layak secara spiritual. Selain itu, ada proses ritual khusus yang dilakukan melalui perantara dukun atau tokoh spiritual, biasanya dengan syarat dan tahapan tertentu.
Namun, belakangan muncul tren baru minyak gaib diperjualbelikan atau dipinang dengan sistem mahar bahkan di online pun juga ada. Secara adat, praktik ini dianggap menyalahi aturan spiritual. Bahkan, khasiatnya kerap tidak bertahan lama.
Rino mengingatkan, minyak gaib bukanlah barang mainan. Kesalahan dalam penggunaannya bisa berakibat fatal mulai dari gangguan fisik, tekanan mental, hingga masalah spiritual.
"Gunakan hanya untuk kebaikan. Kalau niatnya buruk, minyak ini bisa berbalik menyerang pemiliknya," tegasnya.
Cerita-cerita dari Rino mengingatkan kita bahwa Kalimantan bukan hanya tempat wisata alam, tetapi juga rumah bagi warisan budaya dan spiritual yang tak ternilai. Minyak bintang hanyalah secuil dari lautan misteri yang dimiliki pulau ini.
Bagi masyarakat Kalimantan, kisah ini bukan hanya dongeng pengantar tidur, melainkan bagian dari kehidupan dan kepercayaan yang diwariskan turun-temurun. Sebuah pengingat bahwa di balik logika modern, masih ada ruang bagi hal-hal yang tak terlihat, tapi diyakini benar adanya.
Tapi seperti dua sisi mata uang, penggunaan minyak ini tak selalu membawa berkah. Ada pula cerita tentang dampak buruknya, apalagi jika digunakan sembarangan, atau jika pemiliknya meninggal tanpa sempat mewariskannya dengan benar.
Rino menjelaskan tidak semua orang cocok memakai minyak bintang. Ada cerita orang yang malah jadi sering sakit, ketakutan tengah malam, atau hidupnya selalu sial setelah memakai minyak itu.
"Ada yang maksa beli di luar Kalimantan, begitu dibawa ke kota lain, hilang sendiri. Minyaknya lenyap dari botolnya," tambahnya.
Cerita lain yang juga beredar di tengah masyarakat adalah tentang nasib minyak bintang setelah pemiliknya wafat. Menurut kepercayaan warga adat, minyak ini tidak boleh dibiarkan begitu saja.
"Kalau nggak diwariskan atau dimusnahkan sesuai adat, bisa jadi arwah pemiliknya nggak tenang," kata Pak Wahid
"Biasanya kalau ingin benar-benar minyak ini hilang dalam tubuh, harus dikeluarkan dan itu ada cara tertentu sekarang pun jarang orang yang bisa kayak itu" tambahnya.
Ada pula kepercayaan bahwa minyak itu bisa menarik energi atau bahkan ‘memanggil’ roh pemilik sebelumnya.
Apalagi jika disimpan sembarangan di rumah tanpa pengetahuan spiritual, rumah bisa terasa panas-dingin, kadang terdengar suara aneh, atau penghuni sering sakit tanpa sebab.
Di beberapa kasus, keluarga yang mewarisi minyak bintang tanpa siap mental dan spiritual juga disebut mengalami gangguan.
"Ada anak muda yang dikasih warisan minyak ini, ujung-ujungnya malah kerasukan tiap malam," ungkap Pak Wahid.
Meski banyak manfaatnya, tokoh-tokoh adat selalu mengingatkan agar minyak bintang hanya digunakan untuk tujuan baik, seperti penyembuhan atau perlindungan diri. Jika niatnya untuk mencelakai orang lain, bisa-bisa minyak itu berbalik menyerang si pemiliknya.
"Kalau niat jahat, entah kenapa yang pakai jadi sial. Usaha bangkrut, rumah tangga berantakan. Nggak kelihatan penyebabnya, tapi berasa banget efeknya," ujar Rino.
Mereka yang paham betul soal minyak bintang tahu bahwa benda ini bukan sembarang jimat. Ada ritual penyimpanan, pantangan, dan aturan penggunaan yang harus dipatuhi. Bahkan untuk menyentuhnya saja, di waktu tertentu tidak boleh dilakukan.
Biasanya, pemilik yang benar-benar mengerti akan meletakkan minyak ini di tempat khusus, dibungkus kain hitam atau kuning, dan tak semua orang boleh melihat apalagi menyentuh.
Minyak bintang, seperti halnya peninggalan-peninggalan budaya spiritual lain, berada di antara kepercayaan dan misteri. Ada yang menganggapnya takhayul, tapi banyak pula yang sudah membuktikan manfaatnya langsung di lapangan.
Yang jelas, siapa pun yang memegang benda ini, harus sadar bahwa kekuatan besar datang dengan tanggung jawab besar pula. Gunakan dengan bijak, jangan asal coba-coba.
"Kalau nggak tahu ilmunya, lebih baik jangan pegang. Salah-salah, malah kamu yang jadi korban," pesan terakhir dari Pak Wahid sebelum menutup obrolan kami sore itu, di beranda rumah kayunya yang menghadap ke hutan rimba.